Langsung ke konten utama

Tadabbur alam " Syaikh bela-Belu"

 
Gambar I. Foto bersama setelah ziarah
22 Oktober 2017

         Hari ini kami santri Ar-rasyid yang sedang melanjutkan studi di kota istimewa Yogyakarta, mengadakan kegiatan Tadabbur alam di Makam Syaikh bela-belu & damiaking, dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional tepatnya 22 Oktober 2017 hari Minggu. Satu pesan dari ukhty Siti Rahayu "tidak ada kata mantan santri". Ini adalah agenda Tadabbur alam yang keduanya dilaksanakan oleh Forum alumni Ar Rasyid yogyakarta, dimana sebelumnya sudah melaksanakan agenda sosial di daerah gunung kidul "yaitu santunan anak yatim", selanjutnya agenda Ziarah ke makam kyai Raden santri di daerah Magelang.untuk selanjutnya forum alumni Ar Rasyid yogyakarta akan mengadakan agenda Ziarah wali songo.
   
        Sedikit cerita tentang Syaikh bela-belu, Menurut cerita tutur setempat syekh bela-belu adalah salah satu keturunan dari prabu Brawijaya terakhir. Ia mempunyai nama kecil Raden Jaka bandem. Pada awalnya Raden Jaka tidak bisa menerima agama Islam, oleh karena itu pula ia menyingkir Dengan menyusuri pantai selatan ke arah barat sampai di perbukitan Parangtritis dan akhirnya ia menetap di bukit tersebut.
        Di bukit itu syekh bela-belu mempunyai kegiatan membuat patung, patung patung yg dibuat antara lain berupa patung punakawan dan Banteng. Oleh karena keberadaan patung banteng itu pula, maka bukit yang didiami syekh bela-belu ini dinamakan bukit atau gunung benteng yang sekarang termasuk dalam wilayah administrasi dusun mancingan, kelurahan Parangtritis, kretek,Bantul, Yogyakarta. Di bukit inilah syekh bela-belu tinggal bersama syekh Damiaking sampai meninggal nya.
      Selanjutnya, di daerah pantai selatan daerah istimewa Yogyakarta, dekat pesisir yang kini dikenal dengan nama Parangtritis, terdapat dua buah bukit yang letaknya berdekatan. Dua bukit itu, yang sebelumnya dikenal dengan nama bukit Sentana dan yang sebuah lagi bernama bukit Pancingan. Dulu menurut cerita di puncak kedua bukit itu masing-masing terdapat bangunan rumah untuk pondok. Yang tinggal di pondok pemancingan ialah syekh bela-belu, sedangkan yang tinggal di pondok bukit Sentana ialah syekh Maulana Maghribi.
     Kedatangan syekh Maulana Maghribi jauh setelah syekh bela-belu menetap di bukit Pancingan, setelah melihat keindahan alam Parangtritis itu, tertariklah beliau untuk menetap di sana. Lebih-lebih lagi setelah diteliti lebih lanjut, ternyata puncak bukit Sentana itu sesuai sekali dipergunakan untuk mendirikan pondok. ( Mengenai asal usul pendirian pondok di tempat ini, lihat cerita begawan selapawening).
Bersama dengan pengikutnya mulailah syekh Maulana Maghribi mengerjakan pembangunan pondok di puncak bukit Sentana itu. Setelah pondok itu selesai dibangun, kemudian beliau mengumpulkan orang-orang ke dalam pondok barunya itu, syekh Maulana Maghribi menyiarkan ajaran-ajaran agama Islam. Banyaklah orang tertarik akan ajaran ajaran itu dan memeluk agama Islam. Bahkan Raden Jaka Bandem yang menjadi sesepuh di padepokan bukit Pancingan, merasa terpikat pula oleh ajaran yang disiarkan oleh Syaikh Maulana Maghribi, dan akhirnya beliau (bela-belu) memutuskan untuk masuk Islam begitu juga dengan pengikutnya.
    Setelah Raden Jaka Bandem dan segenap pengikutnya masuk Islam, maka padepokan bukit Pamancingan itu berubah fungsinya menjadi pondok, sedangkan Raden Jaka Bandem,yang semula menjadi sesepuh padepokan itu, dengan sendirinya menjadi sesepuh pondok, dan namanya diganti menjadi syekh bela-belu.
Menurut cerita, karena kesibukannya tidak ada lain kecuali hanya makan, maka tubuh syekh bela-belu menjadi gemuk sekali. Karena dalam satu hari berkali-kali dia menanak nasi dan hal semacam itu dilangsungkan bertahun tahun,maka "kerak nasi" terkumpul banyak sekali. Kerak nasi yang tidak sedikit jumlahnya itu lalu dijajarkan pada atap rumahnya dan dinding pondoknya.sejak kecil Raden Jaka Bandem memiliki kegemaran betapa. Bahkan setelah menjadi syekh sekalipun, kebiasaannya bertapa itu masih tetap dipelihara dan dilanjutkan.
       Cara syekh belabelu bertapa berbeda dengan yang lain. Orang lain biasanya melaksanakan puasa dengan jalan menjauhkan diri dari kenikmatan, setidaknya mengurangi segala macam kesenangan duniawi, misalnya makan dan tidur. Sedangkan syekh bela-belu dalam pelaksanaan tapanya seakan-akan  hanya mementingkan kepuasan dirinya pada soal makan saja. Di sepanjang hari kerjaannya tidak lain kecuali hanya menanak nasi dan makan. Kalau nasi sudah masak dia makan sampai habis dan setelah habis lalu menanak lagi, begitu seterusnya. Versi lain menceritakan, syekh bela-belu mengupas butir butir padi satu persatu. Setelah terkumpul beras secukupnya, mulai lah ia menanak beras itu menjadi nasi. Setelah nasi masak lalu ditebarkannya ke pasir. Kesibukan selanjutnya ialah memunguti butir butir nasi itu satu persatu. Dibersihkan nya pasir yang melekat pada butir butir itu, lalu mulailah dia memakannya. Dengan demikian maka tidak pernah dia sempat beristirahat dan tidur.
     Pada suatu ketika syekh Maulana Maghribi berkata kepada syekh bela-belu,Mangala anda melaksanakan tapa dengan cara yang tidak lazim dilakukan orang?

" Syekh bela-belu menjawab, saya kira dengan cara inipun suara akan berhasil mencapai tujuan. Biarkanlah orang lain menjalankan dengan cara lain, sebaliknya biarkanlah saya menempuh dengan cara sendiri.  Kalau anda masih menyangsikan, marilah kita buktikan hasilnya. Anda bertapa dengan cara anda, dan saya dengan cara saya sendiri. Setelah kita laksanakan dalam Waktu satu bulan, coba kita uji, mana yang lebih baik".

Pada hari yang telah ditentukan, syekh Maulana Maghribi pagi-pagi datang ke Pondok syekh bela-belu. Sesampainya di sana, ternyata syekh bela-belu masih sibuk menanak nasi, sama sekali tidak nampak adanya persiapan akan bepergian jauh. "Bukankah telah ditentukan bahwa pagi ini kita akan ke Mekkah untuk sholat Jumat disana? "Kata syekh Maulana Maghribi.
Ya saya tidak melupakan ketentuan itu, kata syekh bela-belu. Tetapi saya belum dapat berangkat sebelum makan. Silakan anda berangkat dahulu. Selesai makan nanti saya segera menyusul.
Kemudian berangkatlah syekh Maulana Maghribi menuju Makkah. Sedangkan syekh bela-belu dengan santainya makan nasi yang ditanamkan ya. Sama sekali tidak menampakkan raut muka cemas atau khawatir akan kalah pertandingan melawan syekh Maulana Maghribi.
Sesampainya di Makkah, syekh Maulana Maghribi melihat telah banyak orang datang untuk sholat Jumat. Begitu masuk ke ruang masjid, syekh Maulana Maghribi menoleh ke kanan kiri, untuk mencari tempat duduk yang nyaman.
Tiba-tiba syekh Maulana Maghribi menjadi heran dan terkejut, setelah dilihatnya syekh bela-belu telah duduk bersila di dalam ruangan masjid, di tempat yang tidak jauh dari tempat ia berdiri. Dengan tenangnya syekh bela-belu tersenyum, melambaikan tangan dan memberi isyarat agar syekh Maulana Maghribi duduk di sampingnya.syekh Maulana Maghribi akhirnya duduk dan mengatakan bahwa dia mengakui keunggulan syekh belabelu.
.
.
.
Mungkin untuk para pembaca bisa mengambil pelajaran sendiri dari cuplikan cerita di atas.


#Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca
#Salam dari santri Ar-Rasyid yogyakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEGMENTASI PASAR, TARGETING, POSITIONING DAN KEUNGGULAN BERSAING

BAB II PEMBAHASAN A.     Segmentasi Pasar v   Pengertian Menurut Kotler, segmentasi adalah melihat pasar secara kreatif, segementasi merupakan seni mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang-peluang yang muncul dipasar. Segmentasi pasar memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan karena: 1.       Segmentasi memungkinkan peusahaaan untuk lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya 2.       Segmentasi merupakan dasar untuk menentukan komponen-komponen strategi. 3.       Segmentasi merupakan faktor kunci untuk mengalahkan pesaing, dengan memandang pasar yang unik dan cara yang berbeda dari yang dilakukan pesaing. Segmentasi pasar terdiri dari usaha untuk mengidentifikasi sebuah kelompok menjadi sebuah kelompok yang memiliki kesamaan. Dalam melakukan segmentasi pasar terdapat beberapa cara. Segmentasi dapat dilakukan berdasarkan geografis, demografis, psikografis dan perilaku yang dapat digunakan secara tersendiri atau gabungan. Secara garis besar, dasar-dasar segment

Peran zakat dan persepuluhan sebagai pengurangan pajak

Peran Zakat dan Persepuluhan Sebagai Pengurangan Pajak (Mukhlis Winata/14423087) Seiring perkembangan islam di tanah air Indonesia, zakat telah menjadi satu sumber dana untuk kepentingan agama islam. Dalam perjuangan bangsa Indonesia  menentang penjajah barat pendahulu, zakat terutama bagian sabilillah, merupakan sumber dana perjuangan ketika satu persatuan tanah air kita dikuasai oleh penjajah belanda. Menurut professor hazairin, dalam penyusunan ekonomi Indonesia, di samping komponen-komponen yang telah ada dalam system adat kita yaitu gotong royong dan tolong menolong. Pengertian zakat seperti di dalam alquran besar manfaatnya. Zakat yang di organisasikan dan diselenggarakan dengan baik, akan sangat berfaedah bukan saja bagi umat islam, tetapi juga bagi mereka yang bukan muslim.(Muhammad, n.d.) Zakat berasal dari bentuk kata zaka yang berarti “Suci”, baik tumbuh dan perkembangan. Secara istilah zakat adalah sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu. 1 kata be